Negeri Sampah di Bangsal Gedung Kesenian Kulonprogo

Pasar Pengetahuan Kulonprogo



















Teman- teman, pernah datang ke negeri sampah? Apa yang teman-teman bayangkan jika datang ke negeri sampah? Sebagian besar pasti menjawab bahwa negeri sampah itu bau, jorok, dekil, kotor dan tidak sehat. Negeri sampah, dalam bayanganku adalah negeri yang banyak sampahnya. Apalagi sampahnya berserakan dimana-mana sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap juga dapat menjadi sarang penyakit.
Sebaliknya, ketika aku datang ke acara Pasar Pengetahuan Klenthing yang bertema Sampah Ku Harta Karun Ku di Negeri Sampah ini, tidak terdapat sampah yang berserakan. Tempatnya pun bersih. Memang banyak sampahnya, tapi, sampah itu disusun dan dipilah-pilah menurut jenisnya. Sampah kaleng mempunyai tempat sendiri. Begitupula sampah kertas, plastik, dan sampah organik. Semua sampah mempunyai tema sendiri-sendiri. Negeri yang aneh ini diberi nama Negeri Uwuhnakarta. Pasar Pengetahuan ini terselenggara sebagai salah satu bagian dari mata serangkaian acara Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca di Kulonprogo. Di kanan kiri Negeri Sampah, banyak stand-stand pameran buku IKAPI.

Bonus Pengetahuan Bonus Hadiah di Tepi Sungai Winongo

Pasar Pengetahuan Serangan, 27 April 2008
Mbak, jam dinding harganya berapa?
Harganya, 5 koin hijau
Kalau gantungan kunci berapa mbak?
Harganya Cuma 3 koin merah
Untuk mendapatkan jam dinding yang terbuat dari bubur kertas cukup dengan menukarkan 5 koin hijau saja. Nggak percaya?
Sebaiknya percaya saja, sebab aturan ini hanya ada di Pasar Pengetahuan yang diadakan oleh Klenthing pada

JAGA BUMI PUNYA CERITA

By : Hari Dom
Jika anda ingin tahu kisah program Jaga Bumi-nya Klenthing, simaklah kisah yang ada di bawah ini dengan seksama. Jaga bumi telah menjadi kegiatan rutin teman-teman setiap Kamis di SD Langensari, Yogyakarta. Jika sekolah kalian ingin program Jaga Bumi juga, panggillah teman-teman Klenthing ke SD kalian.
Yuu..huu…!! waktu menunjukkan pukul 12.15. Anak-anak kelas 3 SD Langensari, Klitren, Yogyakarta, segera mengemasi alat-alat tulisnya. Kemudian mereka berhamburan keluar kelas menuju halaman sekolah. Apa yang terjadi? Apakah ada gempa lagi? Oh, ternyata tidak. Bumi masih tenang-tenang saja. Atau mereka mau pulang? Hmm, ternyata tidak juga. Ternyata, mereka berkumpul di halaman sekolah. Ada yang duduk-duduk, ada juga yang bermain dan berlari-larian.
Beberapa saat kemudian dari gerbang sekolah muncul beberapa anak muda. Kehadiran mereka ternyata menarik perhatiaan anak-anak kelas 3 tadi, dan mereka-pun berhamburan menyambut kehadiran sekelompok anak muda tadi. Siapa sih, mereka? Ternyata sekelompok anak muda tadi adalah tim fasilitator dari Klenthing (Kelompok Pecinta Ilmu Penghetahuan dan Lingkungan) Yogyakarta yang mengadakan kegiatan pendampingan lingkungan “Jaga Bumi” di sekolah mereka. Sebuah program pendidikan sebagai wahana bermain bagi anak-anak untuk belajar tentang lingkungan hidup mereka.
“Kak, papan-papan itu untuk apa, sih?” tanya beberapa anak menunjuk pada papan-papan warna-warni yang dibawa oleh teman-teman dari Klenthing. “Kita lihat saja nanti”, itulah jawaban yang membuat penasaran.
Hari itu (Kamis, 8/5/08) mereka bermain “Perahu pembersih dan pemilah sampah”, sebuah modifikasi dari permainan crocodile trap. Permainan ini merupakan permainan kelompok. Setiap kelompok beranggotakan kurang lebih 7 anak. Dalam permainan,

Hidup Tanpa sampah, Mungkinkah?

Mari kita lihat sampah yang sering kita jumpai di keranjang sampah :










Biasanya sampah sampah itu diapakan?










So, apa yang musti dilakukan?
1. Mengurangi timbunan sampah
Mengurangi timbunan sampah=mengurangi konsumsi barang-barang yang berpotensi menghasilkan sampah (khususnya yang sulit terurai) . Its about style! Gaya hidup sederhana bukan berarti miskin. Justru menjadi titik awal menuju kebijaksanaan untuk hidup selaras dengan alam.
2. menggunakan kembali