Membuat pintar

Yang membuat orang mempunyai keinginan kuat agar anaknya pintar adalah kebanggaan. Sama sekali bukan masa depan. Karena masa depan anak-anak tidak ditentukan dari pintar atau tidaknya dia.

Anak-anak menentukan masa depannya sendiri. Bila anak suka mengotak atik gambar, ada kemungkinan dia akan menjadi ahli matematika. Adakalanya seorang anak sangat senang bermain computer, mungkin kelak, dia akan jadi ahli ilmu sosial.



Ada juga anak yang berulangkali membuat binatang-binatang berlari ketakutan. Di masa
depannya dia mempunyai sebuah kebun yang berisi binatang yang dibiakkan, diselamatkan dari kepunahan.Nah!

Apa yang akan terjadi kelak, apa yang akan anak-anak lakukan di masa depannya, adalah apa yang akan kita, orang dewasa, katakan kepada mereka. Kalau kita mengatakan “Belajarlah, Nak. Besok kamu tes. Apa kamu tidak malu kalau harus tinggal kelas lagi?”, apa yang tersimpan dalam pikiran anak?
Coba kalau kita katakan begini, “Kamu ga belajar? Mau jadi apa kalau kamu bermain terus seperti itu?”
Atau seperti ini, “Hei, ini waktunya belajar. Matikan TVnya! Ayo cepat!”
Atau begini, “Kamu itu! Sudah bodoh, malah keluyuran. Kapan kamu akan dapat rengking 1?”
Ah…



Glosarry:
Pintar = Bisa mengerjakan semua soal tes ulangan kenaikan kelas, atau nilai di dalam rapornya bila dihitung bisa untuk beli soto satu mangkok.

Tidak ada komentar: